24 November 2011

Kartu dalam dompetku…

Suatu siang hari yang cukup terik, perut saya terasa lapar. Akhirnya saya memutuskan membeli semangkok mie ayam dan segelas es jeruk. Berhubung dompet saya terasa tebal, saya pun menambah pesanan berupa es buah. Panas sekali hari ini, rasanya segar kalau minum es buah. Setelah kenyang, dompet saya buka dan ternyata ga ada uangnya???!!!! Lho dompet setebal itu kok bisa ga ada uangnya!!! Setelah saya bongkar-bongkar ternyata isinya cuma kartu-kartu doang, ada KTP, kartu ATM, SIM, KTM, KARPEG, kartu ASKES, kartu TASPEN, kartu berobat di RS Sardjito. kartu pasien Puskesmas dsb… Karena warung mie ayam tidak menerima kartu kredit dan ATM, akhirnya saya memberikan kartu tanda penduduk alias KTP, ternyata canggih juga KTM bisa buat bayar mie ayam hihihihi….
Tapi tulisan ini tidak mau membahas isi dompet saya (ga penting kan????) Yang saya ga habis pikir kenapa kok tiap instansi di negeri ini hobi skali membuat kartu? Sebagai warga negara yang baik saya punya KTP yang memiliki 16 digit nomer, sebagai PNS saya punya 3 kartu identitas 1 dari kantor saya (kemendag) dan 2 dari BKN (karpeg dan KPE), karena masih kuliah saya juga pegang KTM, sebagai pengendara saya bisa memiliki 2 kartu SIM (SIM A dan SIM C), belum lagi kesehatan saya dijamin oleh ASKES sehingga saya memiliki kartu ASKES, hari tua nanti dijamin oleh TASPEN dan saya pun punya kartu TASPEN, dan karena saya pernah berobat ke RS. Sardjito saya punya kartu pasien RS. Sardjito, berobat ke Puskesmas pun masih diberi kartu Pasien Puskesmas, belum lagi kartu ATM dari Bank A, Bank B, Bank C dsb (saya memiliki banyak rekening, yang tidak saya miliki adalah uang yang banyak hehehehe).
Pantas saja dompet saya menjadi tebal, lha wong semua kartu itu masuk dalam dompet? Uniknya lagi tiap kartu memiliki nomer-nomer yang berbeda sehingga saya tidak menghafal nomor2 dalam kartu-kartu itu (yang saya hafal cuma nomer HP saya sendiri). Bisa tidak ya, semua kartu itu diringkas menjadi satu kartu? Mengingat baru-baru ini Pemerintah sedang mencanangkan e-KTP, sebuah kartu yang memiliki chip, keren ga tuh?
Menurut cerita Mr. Wing, di Amerika sono tidak mengenal KTP, apalagi e-KTP yang canggih seperti di Indonesia. Di AS, setiap warga negara dan pendatang diharuskan menghafal satu deret angka yang diberi nama SSN (Social Security Number) semacam nomer ID atau nomer KTP di negara kita. Ternyata SSN ini nomer yang sangat ampuh, ketika mau sewa apartemen yang ditanyakan pertama kali adalah SSN (agar pemilik apartemen bisa mengecek apakah calon penyewa memiliki catatan kriminal). Mau langganan listrik dan telepon juga SSN yang pertama kali di tanyakan (agar penyedia layanan bisa mengecek apakan calon pelanggan pernah melakukan tunggakan tagihan). Begitu pula ketika mau membuat kartu kredit di bank, mau sewa mobil, mau berobat kerumah sakit, semua menggunakan SSN. Dan hebatnya lagi SSN itu tidak dalam bentuk kartu yang memiliki chip seperti di Indonesia, SSN hanya sederet angka yang dihafalkan setiap warga negara. Jadi tidak ada yang namanya fotocopy KTP di Amerika hehehehe…
Apakah Indonesia bisa seperti di Amerika sana? Tentu saja, negara kita sedang membuat e-KTP, sebuah ID Card yang memiliki chip didalamnya sehingga bisa untuk menyimpan data. Logikanya, menurut saya apabila e-KTP yang ber-chip itu bisa untuk menyimpan data, data personal seperti tanggal lahir, alamat, jenis kelamin dan sebagainya. Dan yang paling penting menurut saya seharusnya e-KTP sebaiknya juga dipakai untuk menyimpan data nomer SIM, NIP, Nomer ASKES, Nomer TASPEN, Nomer Pasien bahkan nomer rekening hingga bisa untuk menarik uang di ATM. Sehingga kita tidak perlu lagi semua kartu-kartu itu, cukup sebuah kartu bernama e-KTP untuk segala urusan. Ditilang polisi cukup berikan e-KTP karena didalamnya ada informasi lisensi mengemudi (SIM), ambil uang di ATM pakai e-KTP karena ada informasi nomer rekening, kerumahsakit juga cukup menunjukan e-KTP karena ada informasi ASKES dan nomer pasien.
Untuk mewujudkan semua ini perlu mengintegrasikan semua sistem informasi data yang ada di negara kita, karena saya yakin tiap instansi sudah memiliki sistem informasi sendiri-sendiri. Semoga program e-KTP ini bukan sekedar membuat kartu saja lalu berhenti, harapan saya program e-KTP ini disusul dengan program pengintegrasian berbagai macam sistem informasi di Indonesia sehingga dapat diakses dengan menggunakan e-KTP, karena apa bedanya e-KTP dengan KTP biasa kalau fungsinya hanya buat di fotocopy?
Semoga ada manfaatnya…

1 komentar:

BSML Regional IV said...

KTP one for all, gue pikir ide bagus
cuma kelemahannya kalo yang empunya KTP di hipnotis bisa hilang semua uangnya.jadi perlu byk pertimbangan.